Teori Evolusi Kimia
Teori ini menyatakan bahwa asal-usul
kehidupan diawali oleh terbentuknya senyawa-senyawa organik di atmosfer.
Dengan adanya gas-gas, seperti metana (CH4), hidrogen (H2), uap air (H2O), dan
amonia (NH3) di atmosfer serta bantuan energi dari sinar kosmis dan
kilatan halilintar, dapat terbentuk senyawa organik seperti asam amino.
Senyawa organik tersebut terkumpul dalam sup primordial (sup purba).
Melalui sup purba inilah kemungkinan kehidupan paling sederhana muncul.
Ada pendapat bahwa sebelum terbentuknya
kehidupan pertama / awal di bumi, tentu didahului oleh adanya proses
terbentuknya bumi itu sendiri. Diduga bahwa pada awal kejadian kemungkinan tata
surya kita ini berbentuk bola gas yang mempunyai massa dan mengandung berbagai
jenis atom dengan suhu amat panas yaitu (4000-8000)◦C. ketika suhu bumi mulai
mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan membentuk inti bumi,
sedangkan permukaannya mungkin gersang atau tandus dan tidak datar. Oleh
kegiatan gunung api maka permukaan bumi yang masih lunak itu bergerak dan
berkerut terus menerus, ketika mendingin kulit bumi tampak melipat-lipat serta
pecah-pecah. Gas-gas ringan seperti hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan
argon lepas meninggalkan bumi, karena medan gravitasi bumi tidak dapat menahan
gas-gas tersebut. Sedang senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur
tersebut di atas seperti amonia, karbon dioksida, metan, dan air yang masih
tetap dalam bentuk uap dapat ditahan. Sampai suhu turun dibawah 100◦C
terjadilah hujan air panas selama ribuan tahun sampai terbentuk lautan, sungai,
danau yang banyak mengandung metan, amonia, serta mineral-mineral lain dari
bumi yang ikut terlarut.
Berdasarkan teori tentang keadaan
bumi pada awalnya seperti tersebut diatas itulah Harold Urey ahli biokimia
Amerika mencoba mengemukakan dugaannya tentang asal usul kehidupan pertama /
awal itu terjadi. Ia berpendapat bahwa asal usul kehidupan itu dimulai
dari adanya reaksi-reaksi kimia antara zat-zat anorganik seperti CH4 ,H2
,NH3 , dan H2 O yang sangat banyak ada di atmosfer
purba dengan bantuan energi tinggi dari halilintar dan sinar kosmis,
terbentuklah zat organik sederhana. Zat organik sederhana selanjutnya saling
bereaksi dan terbentuklah zat organik kompleks yang bersifat hidup
yang keaadannya digambarkan seperti virus yang ada sekarang. Setelah
berjuta-juta tahun kemudian zat hidup itu berkembang menjadi berbagai organisme.
Tahap-tahap
evolusi kimia :
1. Terbentuknya senyawa kimia organic sederhana dari
zat-zat anorganik dengan bantuan energy alam seperti H2O + H2
+ NH3 + CH4 à urea,
folmadehid, dan asetat
2. Terbentuknya senyawa kimia yang lebih kompleks seperti
berikut :
Urea,folmadehid,
asetat dan sebagainya à asam amino,
glukosa, nukleotida, dan asam lemak.
3. Terbentuknya senyawa kompleks melalui polimerisasi senyawa
monomer organic :
a. Asam amino à polimer
protein
b. Glukosa à polimer
amilum, selulosa
c. Asam emak + gliserol à lemak
d. Nukleotida à RNA
4. Molekul-molekul sederhana dan molekul polimer
bergabung membentuk agregat seluler. Beberapa molekul memiliki fungsi secara
structural. Selain itu, beberapa molekul menjadi substrat reaksi yang dapat
menghasilkan energibagi reaksi-reaksi sintesis.
5. Beberapa nukleotida mengalami polimerisasi menjadi RNA
yang bertindak sebagai enzim untuk sintesis dan mengarahkan jalannya reaksi
dalam kompartemen (koaservat atau protobion)
6. RNA tidak sebagai molekul pembawa informasi genetis
7. Reaksi-reaksi kimia agregat terjebak dalam sekat
hidrofobik (lemak) yang akan menjadi cikal bakal seluler.
Berdasarkan uraian tersebut,
beberapa ilmuwan
mengemukakan pendapat serta melakukan eksperimen.
mengemukakan pendapat serta melakukan eksperimen.
A. Teori evolusi kimia menurut A.I. Oparin (Rusia)
Dia adalah orang
pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi sebelum
kehidupan ini ada. Dalam bukunya “The Origin of Life”, dia mengemukakan
bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya
bumi dan atmosfernya. Atmosfer bumi mula-mula memiliki air, karbondioksida,
metana, dan ammonia, namun tidak memiliki oksigen. Dengan adanya panas
dari berbagai sumber energi, zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan
menjadi berbagai molekul organic sederhana. Senyawa-senyawa ini membentuk
semacam campuran yang kaya akan materi-materi dalam lautan yang masih panas,
yang disebut primodial soup. Bahan campuran ini belum merupakan makhluk hidup,
tetapi bertingkah laku mirip seperti system biologi.
Primodial soup ini
melakukan sintesis dan membentuk molekul organic kecil atau monomer, misalkan
asam amino dan nukleotida. Monomer-monomer lalu bergabung membentuk polimer,
misalnya protein dan asam nukleat. Kemudian agregrasi ini membentuk molekul
dalam bentuk tetesan yang disebut protobion. Protobion ini memiliki ciri kimia
yang berbeda dengan lingkungannya.
Kondisi atmosfer
masa kini tidak lagi memungkinkan untuk sintesis molekul organic secara
spontan, karena oksigen atmosfer akan memecah ikatan kimia dan mengekstrasi
electron.
Polimerasi atau
penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh Sidney Fox. Beliau melakukan
percobaan dengan memanaskan larutan kental monomer organic yang mengandung asam
amino pada suhu titik leburnya. Saat air menguap, terbentuk lapisan monomer
yang berpolimerasi. Polimer ini oleh Sydney Fox disebut proteinoid. Selanjutnya
dalam penelitiannya di laboratorium, proteinoid dicampur dengan air dingin dan
akan membentuk gabungan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut
mikrosfer. Mikrosfer diselubungi oleh membrane selektif permeable.
B.
Teori Evolusi Kimia menurut Harold
Urey (1893)
Urey menyatakan zat-zat organik
terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat
anorganik yang ada di atmosfer berupa gas karbondioksida,
metana, amonia, hidrogen,dan uap air. Semua zat ini bereaksi
membentuk zat organik karena energi petir. Menurut Urey, proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan 4 tahap, yaitu:
Tahap I : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air
tersedia sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap II : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar
dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat
bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang
lebih besar.
Tahap I : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air
tersedia sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap II : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar
dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat
bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang
lebih besar.
Tahap III : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang
memiliki susunan kimia, seperti susunan kimia
pada virus.
Tahap IV : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam
waktu jutaan tahun menjadi organisme (makhluk
hidup) yang lebih kompleks.
C. Teori kimia menurut Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang
berhasil membuat
model alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis Urey.
model alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis Urey.
Alat percobaan Miller tersusun atas
tabung kaca yang dilengkapi dengan kran-kran untuk memasukkan
bermacam-macam gas, seperti metan (CH4), uap air (H2O), hidrogen (H2), dan
amonia (NH3). Mirip gas-gas yang terdapat di atmosfer bumi awal. Tabung
tersebut dilengkapi dengan dua elektroda yang dihubungkan dengan listrik
75.000 volt untuk menghasilkan bunga api listrik sebagai pengganti
halilintar.
Keterangan:
Sebelum alat digunakan
divakumkan terlebih dahulu melalui penyedot udara baru diisi dengan CH4
,H2 ,NH3 , dan H2 O dengan
teknik H2 Onya dimasukkan dalam wujud cairan sehingga
posisinya berada di bagian yang diharapkan. Setelah itu H2 O
dirubah wujud menjadi uap dengan cara dipanaskan sehingga uap dapat bercampur
dengan 3 gas lainnya dan mendorong masuk ke ruang reaksi. Yang dilengkapi dengan
elektroda. Elektroda yang ada di dalam ruang reaksi kemudian disambungkan ke
sumber listrik yang bertegangan tinggi. Alat percobaan tersebut dibiarkan aktif
selama ± 1 minggu. Agar hasilnya nanti lebih mudah untuk diketahui harus diubah
wujud menjadi bentuk cairan dengan cara pada pipa penghubung antara ruang
reaksi dengan tempat penampung hasil dipasang alat pendingin,.
Hasilnya setelah dianalisis oleh
Stanley Miller menunjukkan adanya senyawa organik sederhana seperti asam amino,
adenin, dan gula sederhana / ribosa. Itu berarti sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Harold Urey. Tetapi tentang bagaimana kelanjutan dari senyawa
organik sederhana berubah menjadi mahluk hidup yang paling sederhanapun, masih
tetap menjadi misteri sampai sekarang, karena hal tersebut tidak mungkin diuji
coba karena adanya kendala “waktu” yang diperlukan. Walaupun demikian dugaan
Harold Urey yang terbukti kebenarannya itu mendorong lahirnya teori Urey.
Jadi teori Urey ini belum mampu menjelaskan asal-usul kehidupan pertama/awal di
bumi ini, akan tetapi telah memberi petunjuk bahwa senyawa organik dalam sistem
kehidupan seperti asam amino, adenin, gula sederhana / ribosa, lipida,
nukleotida dapat terbentuk dibawah kondisi abiotik.
Miller dapat membuktikan bahwa zat
organik dapat terbentuk dari zat anorganik secara spontan. Sejak
saat itu, perkembangan ilmu evolusi kimia
makin maju dengan ditemukannya senyawa-senyawa
penyusun unsur kehidupan. Salah
satu peneliti bernama Melvin Calvin yang menemukan
bahwa radiasi sinar dapat mengubah
metana, amonia, hidrogen, dan air menjadi molekul-molekul gula, asam amino, purin dan pirimidin yang merupakan
zat dasar pembentuk DNA, RNA, ATP dan ADP. Jadi, asal-usul kehidupan menurut
Teori Evolusi Kimia adalah bahwa di dalam
sup prabiotik terkandung zat-zat
organik, DNA, dan RNA. RNA dapat
melakukan sintesis protein atas perintah DNA. Dengan demikian,
di dalam sup prabiotik terdapat protein. Setelah itu, terbentuklah
sel pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrof yang mendapatkan makanan dari
lingkungannya berupa zat-zat organik
yang melimpah. Sel tersebut mampu membelah diri sehingga
jumlahnya makin banyak. Sejak saat itu berlangsunglah
Evolusi Biologi.
Evolusi Biologi.
D. Melvin
Calvin
Dia menunjukkan bahwa radiasi
sinar dapat mengubah metana, ammonia, hydrogen, dan air menjadi molekul-molekul
gula dan asam amino, dan juga membentuk purin dan pirimidin, yang merupakan zat
dasar pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari evolusi kimia dapat kita
simpulkan bahwa senyawa anorganik yang ada di atmosfer mengalami perubahan
sedikit demi sedikit membentuk senyawa organic. Senyawa organic itulah yang
merupakan komponen dasar makhluk hidup.
3 komentar:
Kak, boleh minta daftar pustakanya gak? Atau buku atau referrnsi kakak buat blog ini. Makasih
Kak boleh mnta wa
Walaupun manusia bisa membuat molekul anorganik menjadi zat organik ,tetapi disini blum bisa menjawab kehidupan atw bagaimana membuat tanaman ,hewan dan manusia manusia .semua itu bentuknya masih mati dan TDK mengandung Roh yang menghidupi tanaman hewan dan manusia !!! Dijelaskan oleh M Bambang Ongkoyudo Drsspdkonselor M....
Posting Komentar